Kamis, 28 Juni 2012

Hantu Jumat Kliwon


HATI-hati kalau bercinta... Siapa tahu, Anda bercinta dengan hantu. Seperti yang dialami Johan di bawah ini. Awalnya, Johan tidak menyangka, jika cewek yang dia pacari itu, adalah hantu... hihi.. hiii... hiiiiii... Penasaran dengan ceritanya? Atau memang arwah Anda sendiri yang menasaran? hehehehe.... Jangan ragu-ragu, apalagi sampai takut... Baca saja kabar tentang pacaran dengan hantu seperti yang kami kutip dari Posmetro Medan Onlinedi bawah ini:

Cinta memang buta. Sangkin butanya, Johan tak menyangka kalau pasangan yang diajaknya bercinta itu adalah arwah yang mati penasaran. Cerita ini dialami pemuda yang menetap di kawasan Padang Bulan, tak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat beberapa tahun lalu. Dia menjalani cinta dengan gadis yang punya lesung pipit di pipi kiri.

Gadis yang sekarang ada dalam bayangannya itu ngaku bernama Ririn, tinggal tidak jauh dari rumah Johan yang baru dibangun pasca tragedi pesawat yang ikut merenggut nyawa mantan Gubernur Sumut T Rizal Nurdin itu. Cerita ini dialami Johan ketika ia dan keluarganya pindah ke Padang Bulan Medan. Namanya juga baru pindah, sudah pasti Johan kesepian, tak ada teman yang bisa diajak berbincang. Di lingkungan barunya dia masih merasa asing.

Sampai suatu malam tepatnya malam Jumat Kliwon, mata Johan tiba-tiba terbelalak melihat seorang gadis yang tampaknya pulang kemalaman. Gadis langsing,tinggi semampai itu sendirian berdiri di pinggir jalan. Waktu itu sudah memasuki pukul 23.00 WIB. Tanpa curiga, dengan sepeda motor jenis bebek kesayangannya, Johan langsung menghampiri cewek yang punya lesung pipit di pipi kiri itu. Karena tak keberatan pulang bersama-sama, mereka berdua akhirnya berboncengan. Sepanjang perjalanan keduanya saling bertanya tentang asal-usul masing-masing, terutama alamat dan rumahnya. Hanya saja, Ririn tidak begitu jelas memberikan alamat rumahnya, dia hanya bilang tidak jauh dari rumah Johan. Sewaktu keduanya berpisah di sebuah gang yang tidak seberapa lebar, dalam batin Johan mengagumi kecantikan Ririn. Apalagi, setelah diteliti secara seksama, dia malah terkesima saat melihat lesung pipit pipi kiri Ririn yang mirip artis Bollywod, Prety Shinta.

“Ah, sungguh luar biasa manisnya gadis ini,” pikir Johan. Diam-diam dalam hati Johan menanam harapan cinta. Dia benar-benar telah jatuh cinta ! Hingga suatu malam keduanya bertemu lagi di dekat pos polisi Simpang Pos Medan. Kesempatan itu tidak sedikitpun diluangkan Johan untuk dapat mengungkap isi hati Ririn. Sampai satu penuturan sulit dipercaya meluncur dari bibir Ririn. “Aku sejak bertemu sebenarnya ingin mengatakan kalau sudah kenal sejak abang datang ke sini. Cuma aku enggak berani aja untuk mendekati abang,” tutur Ririn dengan manja. Pengakuan lembuat itu sebenarnya membuat Johan bingung bercampur senang. Ia bingung karena merasa belum pernah mengenal Ririn. Sementara Johan senang, karena cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

“Ah, biarin aja. Mungkin dia sudah lama mengidolakan saya,” batin Johan kepedean. Tak terasa malam semakin larut, Ririn buru-buru meminta untuk diantar pulang. Johan sendiri jadi kebingungan sebab belum pernah diberitahu alamat rumahnya. Ririn selalu bilang rumahnya dekat dengan rumah Johan. Tapi sebelah mana? “Itu lho yang dekat dengan rumah sebelah abang. Pokoknya di sekitar situ. Nanti abang nganternya sampai rumah sebelah saja ya,” ujar tiap kali mereka jalan. Meski masih bingung, tapi Johan tetap mengamini permintaan Ririn. Singkat cerita, sudah 6 bulan Johan jadian dengan Ririn. Tapi Ririn tetap menolak menunjukkan rumahnya. Bahkan, tiap Johan mengutarakan niatnya mau datang ke rumah. Ririn selalu menolak dan langsung mengalihkan pembicaraan. Kalo sudah begitu, Johan hanya bisa diam dan tak bisa berkata apa-apa lagi.

Suatu hari paman Johan datang, dan semenjak itu Johan baru tahu siapa Ririn sebenarnya. Pagi itu paman Johan datang dengan membawa suatu barang yang Johan sendiri tak mengetahui apa nama barang tersebut. Tak berapa lelaki yang dikenal punya ilmu kebatinan itu lantas berbincang-bincang dengan ayah dan ibu Johan di teras depan. Entah apa yang dibicarakan, Johan sendiri tak terlalu ambil pusing. Tak lama berselang, Johan tiba-tiba dipanggil ibunya. Setelah mendekat, entah bagaimana tiba-tiba Johan tersentak melihat ibunya sedang menangis, sementara ayahnya terlihat pucat sekali, ketika itu Johan hanya memandangnya dengan tatapan tajam. Semua itu membuat Johan makin bingung saja.

Penasaran, Johan pun memberanikan diri untuk bertanya tentang apa yang telah terjadi. Ditaya begitu, ibunya malah makin menangis. Johan yang kebingungan akhirnya tercengang saat pamannya mengatakan sesuatu yang diluar masuk di akal sehat, “Johan, apakah kamu akhir-akhir ini merasakan hal yang aneh dan menyeramkan ?” ditanya seperti itu Johan jelas makin bingung. “Tidak, aku tidak pernah merasakan apa yang paman katakan tadi,” jawab Johan penasaran sembari menatap pamannya dengan wajah sedikit pucat.

Mendengar pengakuan itu, entah kenapa tiba-tiba pamannya membaca suatu ayat-ayat mantra yang artinya sangat asing bagi Johan. “Ron, apa kamu kenal dengan gadis yang bernama Ririn?” tanya pamannya yang tiba-tiba membuat Johan tersentak, dalam benaknya Johan kembali bertanya mengapa pamannya kenal dengan Ririn. Mungkin paman tau apa yang aku pikirkan, dan langsung menjelaskan mengapa paman kenal dengan Ririn. Ternyata cewek yang kukagumi itu adalah putri dari pembantunya yang meninggal 8 tahun yang lalu karena bunuh diri dengan menggantung dirinya sendiri di pohon mangga di depan rumah Johan. Bagai disambar petir Johan menolak mengakuinya. “ Mungkin Ririn yang paman maksud bukan cewek yang aku cintai selama ini,” ujar Johan.

Johan baru percaya setelah, pamannya menyebutkan ciri-ciri cewek yang telah lama ia cintai dan jadi pacarnya itu. Tak berapa lama kemudian, Johan lantas diberi pamannya sebuah tulisan mantra yang entah apa maksud dan artinya, tapi karena ibunya menyuruh, Johan menerimanya. Entah mengapa tiba-tiba Johan jadi takut untuk bertemu Ririn lagi. Sejak saat itu Johan baru sadar dengan tingkah aneh yang dilakukan kekasihnya itu selama ini. Begitulah, sejak menyimpan kertas pemberian pamannya, Ririn tak pernah datang lagi, dan Johan juga tak pernah melihatnya lagi, entah dia sudah menghilang atau takut, sampai suatu hari Johan menerima sepucuk surat perpisahan dari Ririn. Dalam 
surat itu, Ririn mengaku kalau ia sebenarnya adalah arwah gentayangan

0 komentar:

Posting Komentar